Andai Aku Menjadi Ketua KPK |
Aku tidak berharap di
negeri ini para koruptor masih berkembang
biak dengan makmur sentosa, bercanda
dengan senyuman rakusnya setelah membaca
tulisan dari Saya yang baru berandai-andai menjadi ketua KPK, karena para pencuri itu tidak akan lepas mungkin
setelah secepatnya saya dilantik menjadi ketua KPK yang baru.
Andai Saya menjadi
Ketua KPK? tentunya saya harus waras dengan kejujuran dan kesetiaan, karena saya tahu kalau berani jangan takut-takut, kalau takut jangan berani-berani. Akan saya sapu terlebih dahulu rumah (baca: instansi) yang kotor, karena saya yakin akan saya temukan bau tikus rakus yang berdasi di
laci sudut sempit meja usang yang hampir di makan rayap yang pondasinya hampir
roboh. Setelah bersih akan saya
bersihkan sarang laba-laba putih yang
telah kusut di atas ventilasi jendela rumah yang sedikit reyot berbunyi
krikk..krikkk engsel pintu yang hampir lepas. Saya pun bergeser
sedikit ke arah langit-langit rumah (baca: KPK ), akan saya memotivasi cicak cicak yang warnanya kusam
agar lebih bersemangat lagi menangkap nyamuk yang gigitannya menyerupai buaya
yang liar.
Banyak Sampah dan Debu
yang harus dibersihkan saya pun keluar agak jauh dari rumah, terlihat pandangan
tajam mata buaya yang bertaring pemangsa cerdik yang ingin mencabik-cabik mental, moral,
dan akhlak Ketua pemberantasan korupsi ini. Saya tahu masih banyak
koruptor yang masih bersembunyi diluar sana dan saya ajak semua orang yang jujur yang setia untuk bekerja sama bersama-sama memberantas para
koruptor-koruptor dengan sukarela.
Andai Saya jadi ketua
KPK? tentunya amanah pemerantasaan korupsi saya tegakan bukan hanya dengan kata
tapi dengan aksi. Memang telah banyak
cara untuk memberantas korupsi, dari peraturan yang dibuat lalu sengaja
dilanggar, aksi Kampanye korupsi yang hanya formalitas dan berlalu begitu saja
di telinga para koruptor, dari diskusi dan workshop-workshop yang ujungnya hanya menjadi sop/sup
buntut tak berkuah. Entah memang koruptor di negeri ini sudah semakin licin seperti belut tanpa sisik dan berenang di rawa-rawa keruh, rasa malupun hilang selihai para
koruptor menipu rakyat yang acuh tak acuh.
Apakah saya masih pantas menjadi ketua KPK di negeri ini karena
petugas pemberantasnya masih punya hati saat penyidikan dan para koruptornya pun mulai setengah hati, mungkin
saya akan sukses bertugas menjadi ketua KPK di belahan benua lain yang keras semi militer. Apakah cara hukum eksekusi semi militer pantas untuk negeri ini?? (hiraukan saja, saya hanya ngelantur )
“Mungkin saya terlalu kejam ya Tuhan melawan koruptor yang juga hambaMu.”
“Mungkin saya terlalu kejam ya Tuhan melawan koruptor yang juga hambaMu.”
Apakah ini terlalu
keras, kalau satu peluru untuk satu koruptor, satu gantungan tali untuk satu leher, satu tempat pengasingan khusus, atau mungkin di penjara seumur hidup
dibawah tanah tanpa computer, internet, tv,
hp, ataupun seperangat alat salon untuk koruptor wanita. Apakah ini satu-satunya jalan yang bisa
membuat efek jera bagi para koruptor di negeri ini. Semoga saja para koruptor
cepat sembuh dan jera, tidak lagi pura-pura buta dan tuli untuk membela diri, karena saya yakin
mereka orang yang cerdas yang gelap mata demi kenikmatan sesaat mudah-mudahan saja mereka kembali ke
jalan yang benar, secepatnya. AMIN.
"Jangan pernah berhenti mengigatkan KORUPTOR untuk berhenti KORUPSI", dengan berbagai cara tulisan, foto, poster, spanduk, stiker, musik, lagu, filem, dan hal positif lainnya.
God Bless INDONESIA, God Bless KPK.
"Jangan pernah berhenti mengigatkan KORUPTOR untuk berhenti KORUPSI", dengan berbagai cara tulisan, foto, poster, spanduk, stiker, musik, lagu, filem, dan hal positif lainnya.
God Bless INDONESIA, God Bless KPK.
Terima Kasih.
#LombaBlogKPK
Twitter @tempodotco dan @KPK_RI
Facebook Page "Tempo Media" dan "Komisi Pemberantasan Korupsi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih banyak,anda telah memberi komentar