.

Mempersembahkan Sebuah blog norak dari Celotehan Seorang Pemuda Desa yang aneh dan tidak terkonsep kayak kapal pecah, Syukur-syukur kalau masih bisa awet sampai punya anak-cucu-cicit ...

Sabtu, 17 April 2010

"Selayang Pandang Dayak IBAN"

Tulisan ini sebenarnya saya copy+paste dari blog Ayah saya, biar turun menurun gitu tulisannya dgn niat baik tuk berbagi kepada anda yg beruntung mengunjungi blog saya ini :) nanti kalau lebih beruntung lagi dapat piring cantik,hee (iklan donk :)

SUKU IBAN DAHULU, SEKARANG DAN DIWAKTU AKAN DATANG

foto ayah,ibu,paman ,bibi dan pakaian khas suku dayak iban

Kaum Iban terkenal dengan sifat ramah tamahnya terhadap kaum lain yang tinggal diwilayah adatnya. Selain itu Kaum Iban mempunyai sifat pemberani, yang selalu mereka bawa kemanapun, dimanapun mereka berpijak. Kebaikan merupakan cermin yang selalu tersimpan dalam diri mereka. Penyebaran populasi Kaum Iban terdapat di utara Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, yang terdiri dari 5 Kecamatan yaitu, Kec. Embaloh Hulu, Kec. Batang Lupar, Kec Badau, Kec. Empanang, dan Kec. Puring Kencana. Walaupun demikian, penyebaran Kaum Iban tidak semata hanya ada di wilayah Lintas Utara Kapuas Hulu, tapi ada yang menyebar di wilayah tertentu, seperti di kawasan danau, yang umumnya ditempati oleh teman-teman dari suku melayu dan diantara kaum iban tersebut sudah ada yang memeluk agama islam.

Diantara 5 kecamatan itu ada 2 kecamatan Badau dan Puring Kencana yang dikatakan lini satu anrtinya bersentuhan langsung dengan Negara tetangga kita yaitu Malaysia. Diantara mereka sudah pasti ada hubungan keluarga.

Kehidupan kaum Iban selalu mencari rimba, hutan untuk mereka berladang dan menanam padi. Sering mereka mencari hulu sungai yang baru, tanah yang subur supaya enak mereka mengolahnya dan menghasilkan hasil yang cukup. Ladang tempat bertanam padi, karena tanah masih subur, pada waktu itu mereka jarang sekali kekurangan makanan. Bekas Ladang yang mereka kelola pertama selama itu menjadi warisan untuk anak cucu mereka ( belum ada aturan dari Pemerintah tentang Pertanahan ). Daerah yang baru masih mudah untuk mencari binatang buruan serta semua yang bisa dikonsumsi untuk lauk mereka.

Selagi ada rimba dekat mereka, kehidupan orang iban selalu leluasa, karana masih mudah mencari segala sesuatu yang mereka mau, waktu itu mereka jarang benar sakit , kemudian populitas penduduk mereka bertambah banyak. Karena jumlah penduduk makin bertambah, ada beberapa yang masih betah tinggal ditempat itu, yang lainnya sudah memikirkan untuk pindah ketempat lain karena sudah sempit. Mereka mulai mencari tempat baru dengan mendaki bukit, atau dengan sampan mencari anak sungai yang masih sepi penduduknya bahkan mereka membuka daerah baru yang masih kosong penghuninya, mereka lalu tinggal disitu untuk beberapa lama.

Kalau ditempat yang baru sudah berpenghuni, sedangkan mereka berniat untuk menetap, masyarakat yang sebelumnya sudah terlebih dahulu menempati wilayah tersebut akan diminta untuk meninggalkan wilayah tersebut, kalau menolak maka akan dipaksa dengan cara mereka sendiri. Sering juga mereka terlebih dahulu bersepakat secara baik dengan penghuni lama.

Kaum Iban mendiami rumah panjang, dengan filosopinya “sama rendah bumbung atap”. rumah panjang sering begantung dalam genting yang rendah, tapi dipegang satu Tuai rumah, diwaktu dulu rumah panjang ada yang panjang benar serta banyak jumlah penduduknya, alasannya untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Biasanya satu batang betang ada hubungan pertalian keluarga semua.

Rumah panjang sida dibuat dari kayu bergantung dari tanah, tangga rumah mereka dibuat dari kayu dicarat dan ada anak gigi tangga. Tangga rumah bila malam hari ditarik ke atas menghindari binatang buas, air banjir atau serangan dari musuh mereka. Pintu rumah hanya satu agar lebih mengawasinya.

Rumah panjang iban ada tiga bagian terdiri dari ruai, ruai dibagi setiap pintu tempat los tampa sekat sebatang betang rumah panjang kira-kira setengah dari besarnya rumah, Ruai tempat kaum pria berkempromi membicarakan segala sesuatu aktivitas mereka misalnya kegiatan dirumah panjai ataupun permasalahan yang terjadi diantara mereka di rumah Panjai. Kedua bilik, bilik didalam. Ada sekat untuk setiap pintu. Digunakan tempat makan, tidur dan wanita . Ketiga Tanjuk , tanjuk letaknya diluar ruai ditampat terbuka tanpa atap yang biasanya digunakan untuk menjemur padi, pakaian dan sebagainya.

Muda mudi diberikan kebebasan untuk bergaul, memang hal seperti itu kurang baik dipandang mata, tetapi ada di atur dalam adat mereka, mereka sangat patuh terhadap adat yang mengikat mereka.

Kepercayaan kaum Iban waktu itu tahyul ( hantu ) menurut mereka bisa memberikan petunjuk apakah baik atau buruk perjalannan hidup mereka. Pesan yang datang dari hatu kepercayaan mereka itu biasanya lewat mimpi, tanda-tanda, bunyi burung atau hati babi yang disembelih.

Orang Iban pada waktu lampau memilik kemauan yang keras dan giat bekerja, dengan demikian mereka merantau ke tempat lain sampai ke Malaysia, Brunai, Pontianak dan sebagainya. Ada tiga istilah yang sering digunakan orang Iban untuk iktiar memenuhi kebutuhan keluarga yaitu: Nyemukil, Belelang, Bejalai dan Bekuli.

Nyemukil kerja mengangkut barang toke dari jalan setapak. Belelang agak kurang bagus merantau tidak sempat pulang kadang kala beritanya tidak diketahui sanak keluarga, Bejalai suatu istilah yang digunakanuntuk mencari kerja di tempat orang, tidak mereka hanya jalan-jalan saja tapi tidak semua tergantung orangnya. Bekuli yaitu bekerja dengan toke mennyadi anak kuli ( buruh kasar ) karena tidak memiliki keahlian. Mereka yang punya pengelaman tempat bekerjanya lebih baik dengan gaji yang memadai dan bisa menyimpan sedikit dan dibawa pulang untuk membuka usaha warung kecil dan sebagainya.

Pada waktu dulu kaum Iban, maksud mereka merantau tidak hanya mencari uang untuk dibawa pulang, tatapi mencari tanda mata yang tahan lama disimpan sampai ke generasi berikutnya, misalnya mencari tempayan antic, gong, lampu tembaga pokonya barang yang tidak habis pakai. Kelebihan daripada itu mereka membeli cicin, kalung dan antin. Barang serpti itu sebagai tanda kenangan mereka pernah pergi ke daerah lain dan disimpan untuk generasi penerus mereka agar mereka dinilai sebagai orang yang terpandang dikalangannya. Sampai saat ini barang itu pun masih ada disimpan keturunannya kecuali keturunannya sudah punah. Barang tersebut bisa habis karena banyak orang mencari barang antik cocok pekat ada yang dijual untuk keperluan mereka, tapi msih banyak yang mempertahankan barang tersebut

SEKARANG

Aku dan dayak mask(Hudoq is traditional Dayak tribe mask in Borneo island)

Sepangamat saya kehidupan kaum Iban tidak terlalu drastis ada perubahan, hanya sudah beberapa kurun waktu yang lewat sudah ada peningkatan mulai mengikuti suku lain didalam pembangaunan misalnya ada yang bekerja menjadi PNS, menekuni Potitik dan ada juga menjadi Pemborong. Kaum itu mulai menetap sulit untuk pindah-pindah seperti dahulu karena tanah makin sempit penduduk mulai bertambah, ikan, binatang mulai kurang daerah semakin tandus. Mereka mulai berupah pola hidup yaitu memelihara babi, ayam berkebun, buat kulam ikan serta menanam sesuatu yang bisa dijual .

Sekarang Kaum Iban sudah ada masuk agama ada yang beragama Kristen Protestan ada yang Katolik , hanya beberapa orang yang masih memegang kepercayaan lama.

Sampai sekarang rumah panjang memang masih ada Cuma sudah banyak dimodivikasi sesuai dengan apa yang pernah mereka lihat di kota berbentuk pasar.

Sekarang Suku Iban sudah mengikuti warga yang lain sekolah, walaupun belum seperti yang kita harapkan dan merata, tentunya sesuai dengan kemampuan yang ada orang tua mereka untuk membiayainya. Mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya ada yangsudah mendapat pekerjaan dan masih banyak yang belum mendapatkan kesempat.

Pengaruh dari luar sudah mulai masuk, mengakibatkan kebudayaan mereka bercampur aduk sulit membedakan mana yang asli mana yang bukan? Apalagi sekarang sudah ada kawain dengan yang lain, gaya mereka sudah mulai berubah tidak seperti dulu lagi.

DIWAKTU AKAN DATANG

Aku dan Miniatur Rumah panjang/ Rumah panjai/long house
deo say : ngiga ilmu dimenua urang!! ila pulai ngau ngemaju menua kitai

Saya kira tak seorangpun yang tahu kehidupan orang Iban dimasa akan datang. Mulai taun 80an orang iban Perbatasan baru mulai melihat mengikuti perkembangan yang ada. Saat ini sudah ada yang bekerja menjadi PNS, DPR, dan Pemborong mulai mengikuti kaun yang lain. Jika kamauan orang Iban memang seperti itu mengapa kita tidak mendukungnya dan bersatu padu dalam membangun daerah umumnya perbatasan khususnya?

Orang Iban tidak biasa mengolah sawah karena banyak memerlu peralatan faktor lain sebagai pendukungnya dan mereka takut rumah batang betang tidak terurus lagi. Saya kira kita sama sependapat jika pada suatu saat orang iban bisa mengatur dirinya sendiri serta cepat mengikuti kemajuan perkembangan zaman seperti kaum suku lain asal ada kesempatan. Orang Iban juga sangat berharap kehidupan mereka semakin meningakat, dan yakin hari esok lebih baik dari pada hari ini. Jangan cemburu kepada orang lain lebih baik kita belajar kepada mereka yang sudah lebih maju, mari kita satukan visi dan misi untuk maju ke depan dengan harapan lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih banyak,anda telah memberi komentar